Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Terumanagara merupakan
kerajaan Hindu tertua ke dua setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanagara atau
Kerajaan Tarum merupakan kerajaan yang berkuasa di wilayah barat pulau Jawa
pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Kata Tarumanagara berasal dari
kata Tarum dan Nagara. Tarum yang merupakan nama sungai yang membelah Jawa
Barat yang sekarang bernama sungai Citarum dan kata Nagara yang diartikan
sebagai negara atau kerajaan.
LETAK
Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah
kerajaan Salakanegara tepatnya di daerah Banten dan Bogor (Jawa Barat) yang
beribukota di Sundapura (Purnawarman 397M). Wilayah kekuasaan Tarumanegara
menurut prasasti Tugu (417 M) meliputi daerah Banten,Jakarta,Bogor dan Cirebon.
NAMA RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH :
1. Jayasingawarman
(358-382 M)
Jayasingawarman adalah pendiri Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara
358 – 382. Ia adalah seorang maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi
ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta
dari Kerajaan Magada. Ia adalah menantu Raja Dewawarman VIII dan dipusarakan di
tepi kali Gomati (Bekasi).
Pada masa kekuasaannya, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke
Tarumangara. RAJATAPURA atau SALAKANEGARA (kota Perak), yang disebut Argyre
oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada, Pandeglang. Kota
ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari
Dewawarman I - VIII).
2. Dharmayawarman (382-395 M)
Dharmayawarman adalah raja kedua
Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara 382 – 395. Ia adalah anak dari
Jayasingawarman. Ia dipusarakan di tepi kali Candrabaga. Namanya hanya
tercantum dalam Naskah Wangsakerta.
3. Purnawarman (395-434 M)
Purnawarman (Purnavarmman) adalah
raja yang tertera pada beberapa prasasti pada abad V. Ia menjadi raja di
Kerajaan Tarumanagara. Ia mengidentifikasikan dirinya dengan Wisnu.
Di Naskah Wangsakerta,Purnawarman
adalah raja ketiga Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara 395 – 434. Ia
membangun ibu kota kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke
pantai dan dinamainya "Sundapura". Nama Sunda mulai digunakan oleh
Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 untuk menyebut ibu kota kerajaan yang
didirikannya.
Di naskah Wangsakerta juga
disebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang
membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada, Pandeglang)
sampai ke Purwalingga (sekarang Purbalingga) di Jawa Tengah. [1] Secara
tradisional Cipamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja
penguasa Jawa Barat pada masa silam.
4. Wisnuwarman
(434-455 M )
Wisnuwarman menggantikan ayahnya, Purnawarman dan berkuasa di
tarumanagara dari tahun 434 sampai dengan 455 M, dengan gelar
Sri Maharaja Wisnuwarman Iswara Digwijaya Tunggal Jagatpati.
Wisnuwarman dinobatkan pada
tanggal 14 paro terang bulan posdya tahun 356 saka (434 M). Tiga tahun setelah
penobatannya, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh pamannya,
Cakrawarman, mahapatih di era ayahnya, (adik Purnawarman). Cakrawarman merasa bahwa dirinya yang lebih pantas
dari Wisnuwarman sehingga memberontak selama 28 hari dari tanggal 14 parogelap
bulan asuji sampai dengan 11 parogelap bulan kartika 350 saka atau bertepatan
dengan 21 okteober sampai 18 november 437 M, tetapi gagal, dan dapat ditumpas
Wisnuwarman berkuasa selama 21 tahun (dari tahun 434-455 M). Prameswarinya
bernama Suklawarmandewi, adik raja Bakulapura. Suklawarmandewi tidak memberinya
keturunan,karena keburu meninggal akibat sakit. Yang menjadi prameswari
selanjutnya adalah Suklawatidewi, putri Wiryabanyu yang terkenal
kecantikaannya. Dari Suklawatidewi ini, Wisnuwarman memiliki beberapa
putra. Putra sulungnya, yang bernaa Indrawarman kemudian menggantikannya.
5. Indrawarman
(mp. 455-515 M)
Idrawarman mennjadi penguasa Tarumanagara ke-6,
menggantikan ayahnya, Wisnuwarman, yang bergelar Sri Maharaja Indrawarman
Sang paramartha Saktimahaprabhawa lingga Triwikrama bhuwanatala, dan berkuasa
selama 60 tahun (dari tahun 455- 515 M).
Setelah
meninggal, ia kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Canrawarman.
6. Candrawarman (mp. 515-535 M)
Merupakan penguasa ke-6 Tarumanagara, menggantikan
ayahnya, Indrawarman, dengan gelar Sri Maharaja Chandrawarman Sang Hariwangsa
Purusasakti Suralagawageng Paramartha, yang bertahta dari tahun 515-535 M.
Pada masanya menurut naskah Wangsakerta (pustaka Jayadhipa), banyak
memberikan keleluasaan penguasa daerah dalam mengelola daerahnya (otonomi). Pada masa Candrawarman ini banyak penguasa yang
menerima kekuasaanya didaerahnya sendiri karena kesetiaanya kepada
Tarumanagara.
Candrawaran kemudian digantikan oleh anaknya, Suryawarman.
7.
Suryawarman (535-561 M)
Merupakan
penguasa Tarmunagara yang ke-7, menggantikan ayahnya, Candrawarman. Ia banyak
mengikuti kebijakan ayahnya dalam memberikan otonomi yang luas kepada daerah
kekuasaanya.
Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan ayahnya
yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja-raja daerah untuk mengurus
pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah
timur.
Misalnya pada
tahun 526 M, Manikmaya, menantunya, mendirikan kerajaan baru di daerah kendan
(daerah Nagreg, suatu daerah antara Bandung dan Garut). Sedang putra Manikmaya
yang bernama Suraliman, tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumanagara, dan
kemudian menjadi panglima angkatan perang kerajaan.
Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang
ketika cicit (bao) Manikmaya, Wretikandayun, mendirikan kerajaan galuh.,
pada tahun 612 M.
8. Kertawarman
(561-628 M)
Kertawarman naik
tahta Tarumanagara menggantikan maharaja Suryawarman. Ia berkuasa dari tahun
561 hingga 628 M.
Ia
kemudian digantikan oleh sudhawarman.
9.
Sudhawarman
(628-639 M)
Sudhawarman menjadi
penguasa Tarumanagara ke-9, yang berkuasa dari tahun 628-639 M. Pada masanya
diwilayah timur mulai berkembang kerajaan Galuh, yang didirikan oleh cicit
Suryawarman, Wretikandayun.
Pada Sudhawarman sudah nampak kemunduran dari
tarumanagara, hal ini diperparah oleh penggantinya, Dewamurti yang terkenal
sebagai pengauasa yang kejam, dan tanpa belas kasih.
10. Hariwangsawarman
(639-640 M)
Hariwangsawarman
atau dewamurti naik tahta Tarumanagara ke10, menggantikan Sudhawarman.
Dewamurti dianggap sebagai penguasa yang kasar dan tanpa belas kasih (kejam),
hingga akhirnya ia dibunuh oleh Brajagiri, anak angkat Kertawarman, raja
tarmanagara ke-8, yang ia permalukan. Brajagiri sendiri tewas dibunuh oleh Sang
Nagajaya menantu Dewamurti.
11. Nagayawarman
(640-666 M)
Nagajaya mewarisi
tahta dari mertuanya, dEwamurti hariwangsawarman, dengan gelar
Maharaja Nagajayawarman Darmastya Cupjayasatru. Ia berasal dari Cupunagara,
kerajaan bahahan Tarumanagara.
Nagajayawarman memerintah Tarumanagara
sejak tahun 562-588 saka (640-666 M). Setelah ia wafat kemudian digantikan oleh
Linggawarman.
12. Linggawarman
(mp. 666-669 M)
Linggawarman
dinobatkan sebagai raja Traumanagara ke-12, menggantikan Nagajayawarman, dengan
gelar Srimaharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi. Ia
merupakan raja terakhir Tarumanagara, yang memerintah hanya 3 tahun dari
tahun 666 hingga 669 M.
Ia menikah dengan
Dewi Ganggasari dari Indraprahasta, suatu kerajaan otonom di daerah Cirebon
sekarang. Dari Ganggasari, ia memiliki 2 anak, yang keduanya perempuan.
Yang pertama, Dewi Manasih, menikah dengan Tarusbawa dari Sundasambawa. Sedang
yang kedua, Sobakancana menikah dengan Dapuntahyang Sri Jayanasa, yang
selanjutnya mendirikan kerajaan Sriwijaya.
Setelah ia
meninggal dunia, kekuasaan jatuh ke tangan menantunya, tarusbawa. Dan
tarausbawa ini kemudian memidahkan ibukotanya, di sekitar sungai Pakancilan.
Transisi Tarumanagara ke Kerajaan Sunda
Tarumanagara
hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Raja terakhir Linggawarman
tidak mempunyai anak laki-laki. Ia mempunyai 2 anak laki-laki. Ia
mempunyai 2 anak perempuan, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa
dan yang kedua, Subakancana menjadi istri Depuntahyang Srijayanasa, pendiri
kerajaan Sriwijaya.
Tarusbawa (mp.
669-723 M), yang berasal dari kerajaan Sunda Sumbawa menggantikan mertuanya
menjadi penguasa tarumanagara ke-13. Karena pamor Tarumanagara, ia ingin
mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba
(ibukota) Sundapura. Dengan demikian
sejak tahun 670 M, nama kerajaan Tarumanagara berubah menjadi kerajaan Sunda.
No comments:
Post a Comment